This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 14 Juli 2020

TEKS EKSPLANASI: STRUKTUR & KAIDAH KEBAHASAAN

A. Struktur Teks Eksplanasi

Secara umum, struktur atau bagian-bagian teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum, urutan sebab-akibat, dan interpretasi atau penyimpulan. Struktur tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut (Kosaih & Kurniawan, 2019:226).

 Grafik struktur teks eksplanasi
Grafik struktur teks eksplanasi

Sumber lain menjelaskan, bahwa strutur teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian seperti yang diilustrasikan berikut ini.

Struktur teks eksplanasi
Struktur teks eksplanasi


Pertama, Identifikasi fenomena (phenomnenon identification). Pada bagian ini, proses identifikasi dilakukan terhadap sesuatu atau fenomena (alam, sosial, budaya) yang akan dijelaskan. 

Kedua, penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence)Pada bagian ini, kita memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas "bagaimana" atau "mengapa". Rincian yang berpola atas pertanyaan "bagaimana"  akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini, fase-fase kejadian disusun berdasarkan urutan waktu. Rincian yang berpola atas pertanyaan "mengapa" akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini, fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab-akibat.

Ketiga, ulasan (review).  Bagian struktur ini berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya (Kosaih & Kurniawan, 2019:227).

A. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Sebagaimana teks lainnya, di dalam teks eksplanasi, kata-kata dan kalimat-kalimatnya memiliki kaidah atau aturan tersendiri. Kaidah-kaidah tersebut relatif berbeda dengan yang berlaku pada jenis teks lainnya. Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama dengan kaidah kebahasaan pada teks nonfiksi lainnya. Seperti teks prosedur atau teks laporan, misalnya. Tekn eksplanasi banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif (Kosaih & Kurniawan, 2019:227).

1. Penggunaan Konjungsi

Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.

Konjungsi
Deskripsi
Contoh


Kausalitas
konjungsi yang menjelaskan hubungan sebab akibat suatu peristiwa. Konjungsi ini dalam teks eksplanasi, antara lain: sebab, karena, oleh sebab itu, sebab itu, karena itu, oleh karena itu, sehingga, sampai, maka, makanya.
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor pada setiap musim penghujan. Bencana tersebut biasanya terjadi karena kerusakan hutan dan sikap membuang sampah sembarang.
Kronologis
Konjungsi yang menjelaskan hubungan urutan waktu, seperti: kemudian, lalu. Setelah itu, pada akhirnya,
Setelah berada pada fase berudu, kemudian berkembang menjadi katak berekor.

2. Penggunaan Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti yang digunakan dalam teks eksplanasi, umumnya langsung merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskannya, yang bukan berupa persona (orang). Kata ganti yang digunakan untuk fenomena tersebut berupa kata benda (nomina) baik konkret maupun abstrak, seperti: demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, covid-19, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang (pronomina persona), seperti; ia, dia, mereka. Hal ini karena objek yang dijelaskan berupa fenomena, tidak berbentuk persona (nonhuman participation). 

3. Verba Pasif

Dalam teks eksplanasi sering pula ditemukan penggunaan kata kerja pasif (verba pasif). Kata kerja pasif, biasanya ditandai atau diawali oleh prefiks ter- atau di-. Hal itu, seperti kata-kata berikut: terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai ditimbun, dilahirkan.

3. Penggunaan Kata Teknis (Terminologi)

Di dalam teks eksplanasi banyak dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya. Apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya yang banyak muncul. Demikian pula, apabila topikya tentang fenomena kenaikan harga BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul (Kosaih & Kurniawan, 2019:227).



REFERENSI

Kosasih, Engkos, M.Pd & Kurnia, Endang M.Pd. 2019. "22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

Kemendikbud. 2017. "Bahasa Indonesia Buku Guru SMA/MA/MK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi)". Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .

Yustinah. 2018. "Produktif Berbahasa Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas XI". Jakarta: Erlangga.

Minggu, 12 Juli 2020

TEKS EKSPLANASI: GAMBARAN UMUM, KARAKTERISTIK

A. Gambaran Umum

Secara umum, teks eksplanasi memiliki fungsi sosial 'menjelaskan'. Dalam kelompok fungsi sosial ini ada juga teks Laporan Hasil Observasi (LHO), karya ilmiah, dan artikel.

Ekaplanasi adalah jenis teks yang menjelaskan proses terjadinya sesuatu. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya sesuatu secara jelas dan logis.

Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya (Kosasih & Kurniawan, 2019:224).

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, atau perkembangan suatu fenomena. Fenomena yang dijelaskan tersebut bisa berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya. Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang proses, urutan kejadian atau kegiatan yang bersifat kausalitas. Fenomena sosial demonstrasi misalnya. Teks eksplanasi tentang fenomena sosial tersebut, umumnya terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat dan sebab dari maraknya aksi demonstrasi di masyarakat. Dari teks semacam itu, diharapkan pembaca atau pendengar dapat memahami proses peristiwa yang bersifat kausalitas dengan sejelas-jelasnya (Kemendikbud, 2017:67).

Fenomena alam seperti gerhana matahari, daur hidrologi, terjadinya pelangi, serta berbagai bencana alam seperti banjir, tsunami, longsor, kebakaran hutan dan bencana alam lainnya merupakan contoh peristiwa yang bisa dieksplanasikan. Aksi demonstrasi menolak kehadiran tambang semen yang terjadi di Reo saat kunjungan kerja gubernur belum lama ini merupakan fenomena sosial yang dapat dijadikan inspirasi menulis teks eksplanasi. Sementara itu, pelan-pelan punahnya berbagai bahasa daerah, lau daerah, permainan tradisional oleh perkembangan zaman merupakan fenomena budaya yang dapat dieksplanasikan.

Dalam hal ini, Kosasih dan Kurniawan (2019:224) menyebutkan, bahwa teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks narasi prosedural, yakni teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya sesuatu. Menurut kedua pakar tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman tentang latar belakang terjadinya sesuatu (fenomena) secara jelas dan logis.

Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta. Teks ini mengandung banyak pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas). Hanya saja, sebab-sebab ataupun akiba-akibat itu berupa sekumpulan fakta yang menurut penulisnya memiliki hubungan kausalitas, dan bukan pendapat penulis itu sendiri.


B. Karakteristik Eksplanasi

Teks eksplanasi termasuk ke dalam genre faktual. Di dalamnya, dijumpai sejumlah fakta yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca ataupun pendengarnya. tentang terjadinya suatu fenomena: alam, sosial, budaya. Karena objek pembahasannya mencakup bidang tertentu, di dalam teks eksplanasi akan dijumpai kata-kata teknis ataupun peristilahan yang terkait dengan bidang yang dibahasnya.

Fenomena sosial pengangguran misalnya, dapat pula dikembangkan dalam bentuk eksplanasi. Dalam hal ini, terkait dengan sebab-akibat pengangguran. Dengan membaca teks tersebut, pembaca atau pendengar menjadi tahu sebab-sebab dari pengangguran dan mendapat wawasan pula tentang akibat-akibatnya.

Tema tentang pengangguran, dapat pula dikembangkan ke arah pembahasan tentang macam-macam pengangguran, tingkat pendidikan orang-orang yang menganggur, kelompok keahlian yang lebih banyak menganggur, atau tentang lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja. Karena fungsinya yang berbeda, teks seperti itu tidak dikategorikan sebagai eksplanasi, melainkan sebagai teks Laporan Hasil Observasi (LHO).

Karakteristik isi teks
Perbedaan isi teks berdasarkan jenisnya
Tema tentang pengangguran, dapat pula dikembangkan dapat pula disajikan dalam bentuk langkah-langkah, tips, atau kiat menghindari pengangguran. Namun, teks prosedur demikian tidak dapat dikategorikan sebagai teks eksplanasi, melainkan teks prosedur.

Tema yang sama, tentang pengangguran, dapat pula dikembangkan ke dalam sebuah teks yang di dalamnya memiliki tokoh, latar, alur dan tema. Karena memiliki struktur yang berbeda, teks seperti itu dikategorikan sebagai narasi, mungkin sebagai cerpen, novel, atau yang lainnya. Walaupun bertema tentang pengangguran, tetapi fungsi teks-teks tersebut tidak untuk memberikan wawasan tentang proses atau sebab-akibat terjadinya sesuatu.


REFERENSI

Kosasih, Engkos, M.Pd & Kurnia, Endang M.Pd. 2019. "22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

Kemendikbud. 2017. "Bahasa Indonesia Buku Guru SMA/MA/MK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi)". Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .