A. Struktur Teks Eksplanasi
Secara umum, struktur atau bagian-bagian teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum, urutan sebab-akibat, dan interpretasi atau penyimpulan. Struktur tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut (Kosaih & Kurniawan, 2019:226).
Grafik struktur teks eksplanasi |
Sumber lain menjelaskan, bahwa strutur teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian seperti yang diilustrasikan berikut ini.
A. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Sebagaimana teks lainnya, di dalam teks eksplanasi, kata-kata dan kalimat-kalimatnya memiliki kaidah atau aturan tersendiri. Kaidah-kaidah tersebut relatif berbeda dengan yang berlaku pada jenis teks lainnya. Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama dengan kaidah kebahasaan pada teks nonfiksi lainnya. Seperti teks prosedur atau teks laporan, misalnya. Tekn eksplanasi banyak menggunakan kata yang bermakna denotatif (Kosaih & Kurniawan, 2019:227).
1. Penggunaan Konjungsi
Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut banyak menggunakan konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
Konjungsi
|
Deskripsi
|
Contoh
|
Kausalitas
|
konjungsi yang
menjelaskan hubungan sebab akibat suatu peristiwa. Konjungsi ini dalam teks
eksplanasi, antara lain: sebab, karena, oleh sebab itu, sebab itu,
karena itu, oleh karena itu, sehingga, sampai, maka, makanya.
|
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bencana banjir dan
tanah longsor pada setiap musim penghujan. Bencana tersebut biasanya terjadi karena
kerusakan hutan dan sikap membuang sampah sembarang.
|
Kronologis
|
Konjungsi yang menjelaskan hubungan urutan waktu, seperti: kemudian,
lalu. Setelah itu, pada akhirnya,
|
Setelah berada pada fase berudu, kemudian berkembang menjadi
katak berekor.
|
2. Penggunaan Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti yang digunakan dalam teks eksplanasi, umumnya langsung merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskannya, yang bukan berupa persona (orang). Kata ganti yang digunakan untuk fenomena tersebut berupa kata benda (nomina) baik konkret maupun abstrak, seperti: demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, covid-19, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang (pronomina persona), seperti; ia, dia, mereka. Hal ini karena objek yang dijelaskan berupa fenomena, tidak berbentuk persona (nonhuman participation).
3. Verba Pasif
Dalam teks eksplanasi sering pula ditemukan penggunaan kata kerja pasif (verba pasif). Kata kerja pasif, biasanya ditandai atau diawali oleh prefiks ter- atau di-. Hal itu, seperti kata-kata berikut: terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai ditimbun, dilahirkan.
3. Penggunaan Kata Teknis (Terminologi)
Di dalam teks eksplanasi banyak dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya. Apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya yang banyak muncul. Demikian pula, apabila topikya tentang fenomena kenaikan harga BBM, maka istilah ekonomi dan sosial yang akan banyak muncul (Kosaih & Kurniawan, 2019:227).
REFERENSI
Kosasih, Engkos, M.Pd & Kurnia, Endang M.Pd. 2019. "22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA-MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
Kemendikbud. 2017. "Bahasa Indonesia Buku Guru SMA/MA/MK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi)". Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .
Yustinah. 2018. "Produktif Berbahasa Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas XI". Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. 2017. "Bahasa Indonesia Buku Guru SMA/MA/MK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi)". Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .
Yustinah. 2018. "Produktif Berbahasa Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas XI". Jakarta: Erlangga.